Pantau Aktivitas Krakatau, Ilmuwan Waspadai Tsunami Selat Sunda Susulan

Sejumlah ilmuwan masih terus mewaspadai aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Angga Roni Priambodo | Aditya Prasanda
Senin, 24 Desember 2018 | 14:08 WIB
Suasana di Pantai Anyer pasca-tsunami, Banten, Jawa Barat, Minggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

Suasana di Pantai Anyer pasca-tsunami, Banten, Jawa Barat, Minggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

Guideku.com - Jelang akhir tahun, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan tragedi tsunami Selat Sunda yang menghantam kawasan pesisir Kabupaten Padeglang di Banten, dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12).

Sejauh ini hingga 24 Desember, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis mencatat jumlah korban sebanyak 281 orang meninggal, 1.016 luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang terpaksa mengungsi. Masing-masing korban tersebar di 5 titik kabupaten yakni Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.

Tsunami yang diperkirakan disebabkan oleh peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau ini juga menyebabkan kerusakan pada 611 unit rumah, 69 penginapan dan 420 perahu.

Baca Juga: Bagai Kota Mati, Begini Kondisi Terkini Pantai Anyer Pasca Tsunami

Sejumlah ilmuwan mengingatkan untuk tetap waspada menyimak aktivitas Gunung Anak Krakatau yang belum stabil dan terus bergejolak.

''Kemungkinan tsunami susulan di Selat Sunda masih tinggi sebab Gunung Anak Krakatau tengah memasuki fase aktif,'' ujar Richard Teeuw, ilmuwan dari Portsmouth University, Inggris, seperti dikutip Guideku.com dari AFP.

Suasana pasca tsunami di kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Suasana pasca tsunami di kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

Tak hanya itu, para ilmuwan juga mengkhawatirkan kemungkinan terburuk macam letusan gunung berapi di dalam laut yang dapat meningkatkan volume air dan menghasilkan gelombang tsunami menilik laman International Tsunami Information Center UNESCO.

Baca Juga: Rabeg Banten, Kuliner Tradisional Idola Sultan yang Enaknya Kebangetan

Dalam sejarahnya, Gunung Krakatau tercatat pernah memberikan andil letusan gunung api laut terbesar dalam sejarah Indonesia pada 26 Agustus 1883.

Letusan tersebut menghasilkan gelombang pasang setinggi 41 meter dan menewaskan lebih dari 35 ribu jiwa.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau pun terus dipantau sejak Juni 2018.

Baca Juga: Numpang ke Toilet Imigrasi, Pria Ini Malah Dituduh Penyusup di Singapura

Tercatat dari Oktober hingga November 2018 Gunung Anak Krakatau menghasilkan sejumlah erupsi besar dan statusnya bergeser menjadi waspada.

Gunung yang berada dalam fase pertumbuhan ini juga kian bertambah tinggi 4 hingga 6 meter setiap tahunnya.

Baca Juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau Sebabkan Tsunami, Kok Bisa Ya?

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak