Minum Air Kelapa, 4 Turis Ini Selamat Setelah Hilang di Samudra Pasifik

Para turis asal Papua Nugini ini selamat setelah berombang-ambing di Samudra Pasifik selama sebulan.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Fitri Asta Pramesti
Kamis, 13 Februari 2020 | 13:30 WIB
Samudra Pasifik. (pixabay.com/4311868)

Samudra Pasifik. (pixabay.com/4311868)

Guideku.com - Segerombolan turis asal Papua Nugini selamat setelah satu bulan terombang-ambing di Samudra Pasifik dengan hanya mengonsumsi air kelapa dan air hujan.

Melansir dari laman Solomon Star News, Kamis (13/2/2020), sejumlah 12 turis awalnya berlayar dari Buka, Papua Nugini pada bulan Desember.

Namun nahas, kapal yang mereka tumpangi terbalik dan membuat delapan penumpang tewas.

Baca Juga: Niat Honeymoon, Artis Ini Malah Terjebak Karantina Corona di Kapal Pesiar

Penumpang selamat berjumlah empat orang yang terdiri dari seorang perempuan, anak berusia 12 tahun, dan dua orang pria.

Dominic Stally, satu di antara dua pria yang selamat, menjelaskan perjalanan ini mereka lakukan untuk merayakan Natal di Pulau Carteret, yang terletak 96,5 kilometer dari Buka.

Dikatakan Stally, selepas kapal terbalik, beberapa orang berenang dan berusaha membalikkan posisi kapal.

Baca Juga: Bangkai Kapal Misterius Mengapung di Perairan Kepulauan Riau

Meskipun kapal berhasil kembali ke posisi semula, beberapa orang lain telah terlanjur meninggal karena tenggelam.

Ilustrasi Kapal Karam. (pixabay.com/larsen9236)
Ilustrasi Kapal Karam. (pixabay.com/larsen9236)

Mereka yang selamat, kata Sally, mencoba membantu yang lain. Namun, usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Delapan penumpang lain pun harus kehilangan nyawa di Laut Pasifik.

"Kami tidak bisa melakukan apapun dengan mayat mereka. Kami pun melarungkan jasad mereka di laut," ujar Stally kepada Solomon Star News.

Baca Juga: Hilang di Segitiga Bermuda, Kapal Ini Baru Ditemukan Setelah 100 Tahun

Sally mengenang, saat itu sepasang suami istri tidak dapat terselamatkan dan meninggalkan bayi mereka. Sally pun sempat menggendong bayi mungil itu sebelum si bayi menghembuskan napas terakhir.

"Saya benar-benar minta maaf tetapi tidak ada lagi yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan keluarga ini," imbuh Sally.

Selama terapung di Samudra Pasifik, Sally meyakini bahwa sebenarnya ada beberapa perahu-perahu nelayan yang lewat. Namun, mereka tidak bisa melihat kapal Sally karena posisinya terlamapu jauh.

Selama satu bulan itu, para penumpang kapal yang selamat hanya mengonsumsi daging dan air kelapa serta air hujan. Sally dan rombongan tidak ingat persis dari mana mereka bisa mendapatkan daging dan air kelapa itu.

Ilustrasi Air Kelapa. (pixabay.com/shedreamsinpink)
Ilustrasi Air Kelapa. (pixabay.com/shedreamsinpink)

Nasib baik pun datang, melansir dari laman Yahoo News, seorang nelayan datang menyelamatkan mereka pada 23 Januari lalu.

"Kami dinaikkan ke kapal nelayan itu dan diberi makan," kata Sally.

Hingga pada 8 Februari, Sally beserta rombongan yang selamat pun berlabuh di Honiara, ibukota Kepualuan Solomon.

Para korban yang mengalami dehidrasi pun tengah menjalani perawatan secara intensif yang disediakan oleh Komisaris Tinggi Papua Nugini John Balavu.

Berita Terkait TERKINI
Di tengah ancaman krisis iklim dan kerusakan alam, banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana cara menikmati liburan ta...
travel | 13:18 WIB
Kasus penembakan tersebut menjadi menjadi sorotan terhadap WNA Australia....
travel | 12:13 WIB
Dua orang pendaki tertangkap pada 15 Juni 2025....
travel | 12:50 WIB
Penetapan Dataran Tinggi Dieng sebagai geopark nasional disambut dengan harapan besar, terutama dari para pelaku wisata ...
travel | 11:00 WIB
Aplikasi yang baik akan membantu Anda menghemat waktu dan uang, serta meminimalkan potensi masalah selama proses pemesan...
travel | 10:00 WIB
Diketahui konten itu diunggah oleh akun media sosial TikTok....
travel | 11:15 WIB
Namun Amir meminta Pemda DIY maupun Pemkab Gunungkidul harus memperhatikan jalur-jalur alternatif....
travel | 10:00 WIB
Angela Gilsha mengaku sempat datang ke sana....
travel | 13:22 WIB
Terdapat kenaikan sebesar 8,92 persen dari total kunjungan sebanyak 3.223.229 kunjungan....
travel | 14:27 WIB
Menurutnya peringatan perjalanan dari Australia ini adalah sebuah risiko, namun wisatawan manapun akan aman di Bali jika...
travel | 14:09 WIB
Tampilkan lebih banyak