Guideku.com - Belum lama ini, kuliner ekstrem sup kelelawar tengah jadi sorotan. Pasalnya, sup kelelawar ini diduga kuat oleh para ilmuwan menjadi salah satu penyebab virus corona mematikan di Wuhan.
Bukan hanya populer di Wuhan, China, usut Punya usut, rupanya sup kelelawar ini menjadi salah satu daya tarik utama wisatawan yang berkunjung ke negara Palau.
Palau sendiri diketahui sebagai negara kepulauan di Samudera Pasifik yang populer dengan destinasi wisata pantainya.
Baca Juga: Sup Kelelawar, Santapan yang Jadi Biang Virus Mematikan di Wuhan?
Dikutip Guideku.com dari laman Taste Atlas. Kamis (23/1/2020) di Palau sendiri, sup kelelawar ini punya julukan lain yakni fruit bat soup. Hampir seluruh rumah makan di Palawan menyediakan menu sup kelelawar ini.
Kuliner esktrem ini berasal dari kelelawar buah, atau orang Indonesia mengenalnya dengan nama lain codot.
Awalnya, kelelawar yang sudah mati dicuci untuk kemudian direbus ke dalam air mendidih hingga matang.
Baca Juga: Terbuat dari Daging Mentah, Inilah Cig Kofte, Kuliner Ekstrem Khas Turki
Agar semakin kaya rasa, biasanya pembuat sup kelelawar menambahkan bumbu berupa santan, jahe, rempah-rempah serta aneka sayuran.
Sebelum dimakan, biasanya masyarakat Palau maupun wisatawan akan membersihkan sisa bulu yang masih menempel di tubuh si kelelawar.
Masyarakat Palau sendiri percaya, bahwa sup kelelawar ini punya manfaat baik untuk tubuh terutama bagi penderita asma.
Baca Juga: Selain Gurita Hidup, 5 Kuliner Korea Selatan Ini Tak Kalah Ekstrem
Namun siapa sangka, faktanya kelelawar buah ini sebenarnya memiliki racun Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT).
Racun yang ada di dalam tubuh kelelawar buah inilah yang mampu memicu terjadinya Parkinson serta Alzheimer.
Meskipun terbilang berbahaya bagi tubuh, rupanya sup kelelawar ini masih banyak dicari oleh pecinta kuliner ekstrem.
Baca Juga: Omelet Cacing dan 4 Kuliner Ekstrem yang Bisa Ditemukan di Vietnam