Food
Ini Alasan Mengapa Kerang Tiram Mentah Berisiko Sebabkan Keracunan Makanan
Doyan makan kerang tiram mentah? Yuk, simak informasinya berikut ini.
Arendya Nariswari

Guideku.com - Penggemar makanan laut alias seafood tentu saja sudah tidak asing lagi dengan hidangan tiram mentah yang bisa langsung disantap dengan lemon sebagai pelengkap
Buah atau irisan lemon sengaja disandingkan dengan tiram mentah agar bau amis berkurang. Tetapi ternyata, tidak sedikit kasus keracunan makanan yang diakibatkan oleh konsumsi tiram mentah.
Baca Juga
Coba 2 Cara untuk Bikin Daging Empuk, Ternyata Ini Hasilnya
Masak Nasi Pakai Life Hack TikTok, Endingnya Malah Bikin Ngakak
Super Praktis! Viral Bibimbab Instan Tinggal Tambah Air Panas
Sempat Panik Karena Dibentak, Pelanggam Barista Ini Berakhir Tertawa
Enggan Aroma Sambal Terasi Tercium di Rumah, Wanita Ini Punya Ritual Unik
Bandingkan Bioskop di Korea dan Indonesia, Ternyata Ini Perbedaannya
Sebagian besar orang di luar negeri megalami infeksi norovirus usai menyantap tiram mentah.
Sakit perut secara tiba-tiba, diare, muntah menjadi beberapa gejala seseorang terinfeksi norovirus. Menurut laman Insider, gejala ini dapar terjadi selama kurang lebih satu hingga tiga hari.
Tiram dapat menyerap virus dan bakteri berbahaya

Dihimpun dari laman Suara.com, tiram sangat berbahaya untuk dimakan mentah karena mereka makan dengan menyaring air laut.
Saat air laut menghangat, lebih banyak virus dan bakteri berkembang biak, yang mengarah pada risiko yang lebih besar terkena kontaminasi tiram.
"Mereka menyerap virus dan patogen ke dalam daging mereka. Ini adalah proses yang membantu membersihkan air, tetapi tidak membantu konsumen kerang mentah," kata pengacara keamanan pangan Bill Marler.
Beberapa bakteri, seperti vibrio, muncul secara alami di dalam dan di sekitar tempat kerang di mana airnya hangat.
Kuman lain, seperti norovirus dan virus hepatitis A, juga berakhir di air bersamaan dengan bahan limbah.
Kedua virus tersebut dapat menyebar melalui fecal oral, yang berarti bahwa limbah yang tidak diolah menimbulkan risiko kontaminasi.
Polusi plastik juga memungkinkan virus tertentu bertahan lebih lama di air. Penelitian menemukan bahwa virus yang mirip dengan norovirus dapat tetap menular hingga tiga hari pada sepotong kecil plastik, meskipun bukti terkuat datang dari eksperimen di air tawar.
(Suara.com/Rosiana Chozanah)