Guideku.com - Salah satu juri acara reality show memasak, Chef Renatta Moeloek, baru-baru ini diperbincangkan netizen.
Hal itu terkait ketidakpuasan sejumlah netizen dalam acara Master Chef Indonesia season 11, dimana Belinda menjadi juara, meleset dari harapan netizen yang menjagokan Kiki.
Para juri yang tediri dari Renatta Moeloek, Arnold Poernomo dan Juna Rorimpandey yang merupakan chef handal turut di rujak netizen.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Makan di Jalan Asia Afrika Bandung, Dijamin gak Bikin Nyesel
Dikenal sebagai yang paling muda di antara juri Master Chef Indonesia, Renatta Moeloek nyatanya punya gelar mentereng. Ia merupakan salah satu lulusan sekolah masak ternama di dunia, Le Cordon Bleu.
Le Cordon Bleu, sekolah memasak yang legendaris, menyimpan sejarah panjang yang menghubungkannya dengan keagungan Prancis abad ke-16.
Nama sekolah ini merujuk pada L’Ordre du Saint Esprit, Order of the Holy Spirit, sebuah gelar kebangsaan penting di Kerajaan Perancis. Gelar ini diberikan oleh Raja Henry III, dengan tanda salib berpita biru, atau yang dalam bahasa Prancis dikenal sebagai un cordon bleu.
Baca Juga: Lokasi Rumah Jeng Yah 'Gadis Kretek' yang Kerap Disangka CGI
Tradisi ini juga terkait dengan jamuan makanan istimewa, menjadikan Le Cordon Bleu menjadi ikon dalam dunia kuliner Prancis.
Le Cordon Bleu didirikan di Paris pada tahun 1895 oleh Marthe Distel, seorang jurnalis dan penerbit majalah La Cuisiniere Cordon Bleu.
Marthe Distel ingin memberikan keuntungan tambahan kepada pembaca majalahnya dan mengundang chef terkenal untuk memberikan demonstrasi memasak dalam kelas-kelas yang dibukanya.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Lodge on the Ellidaey Islandia 'Rumah Paling Kesepian di Dunia', Minat Berkunjung?
Inisiatif ini berhasil menarik perhatian penggemar kuliner dari seluruh dunia, mengukuhkan reputasi Le Cordon Bleu sebagai pusat pembelajaran kuliner terkemuka di dunia.
Sejak berdirinya, Le Cordon Bleu telah menjaga tradisi keunggulan dengan melibatkan beberapa chef terbaik dunia dalam pengajaran.
Siswa-siswa di Le Cordon Bleu memiliki kesempatan langka untuk belajar dari Le Cordon Bleu Master Chef, sebagian besar berasal dari restoran dengan penghargaan Michelin atau juara dalam kompetisi global terkemuka.
Baca Juga: 7 Tips Traveling Saat Musim Hujan, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?
Hal ini menjadikan Le Cordon Bleu sebagai pilihan utama bagi mereka yang bercita-cita menjadi chef profesional.
Le Cordon Bleu menerima puluhan ribu mahasiswa setiap tahunnya di 35 institusi pendidikan yang tersebar di 20 negara.
Dari Prancis hingga Amerika Serikat, dari Inggris hingga India, sekolah ini menawarkan berbagai program kuliner yang mencakup pengajaran dari chef berpengalaman dan pengetahuan mendalam tentang seni memasak Prancis.
Le Cordon Bleu menawarkan beragam program studi dengan spesialisasi yang berbeda di berbagai lokasi institusi pendidikan kuliner di seluruh dunia.
Program-program ini mencakup berbagai bidang, mulai dari kuliner Prancis hingga manajemen perhotelan. Berikut adalah beberapa program studi yang ditawarkan oleh Le Cordon Bleu:
1. Le Grand Diplome
Le Grand Diplome adalah program komprehensif di bidang kuliner Prancis yang menggabungkan dua jenis diploma, yaitu Diplome de Patisserie dan Diplôme de Cuisine. Program ini cocok untuk calon mahasiswa yang ingin mendalami cuisine dan pastry.
Lulusan program ini memiliki peluang karier yang luas, seperti menjadi cuisine chef, pastry chef, kritikus makanan, atau bahkan chef entrepreneur.
Program ini tersedia di berbagai institusi Le Cordon Bleu di seluruh dunia, dengan durasi studi yang bervariasi. Misalnya, di Prancis atau Brazil, mahasiswa dapat menyelesaikan program ini dalam waktu 9 bulan, sementara di Australia, durasinya mencapai 2 tahun dengan tambahan 6 bulan magang.
2. Program Diploma dan Short Course dengan Spesialisasi
Le Cordon Bleu juga menawarkan berbagai program di tingkat diploma dan short course dengan spesialisasi berbeda. Beberapa spesialisasi melibatkan mempelajari seni kuliner, pastry and confectionery, bakery, dan artisan breads.
Ada juga program yang fokus pada manajemen perhotelan, wine and spirits, kuliner global, gastronomy, dan nutrisi.
3. Program Studi di Jenjang Tinggi
Le Cordon Bleu tidak hanya menawarkan program di tingkat diploma, tetapi juga program studi di jenjang yang lebih tinggi. Contohnya adalah program Bachelor of Culinary Arts and Business di Le Cordon Bleu Wellington, Selandia Baru, yang mempersiapkan mahasiswa untuk mengelola bisnis kuliner di tingkat global selama 3 tahun.
Sementara, Le Cordon Bleu Adelaide, Australia, menawarkan program Master of International Hospitality Management selama 2 tahun, dengan 6 bulan penempatan kerja. Program ini mempelajari manajemen perhotelan di tingkat global.
Syarat masuk Le Cordon Bleu melibatkan sejumlah persyaratan, yang dapat berubah tergantung pada jenis program dan lokasi studi yang dipilih.
Walaupun demikian, beberapa persyaratan umum yang biasanya diminta oleh sebagian besar program meliputi:
1. Calon mahasiswa diharuskan berusia minimal 18 tahun, meskipun beberapa lokasi, seperti Le Cordon Bleu di Selandia Baru, menerima pendaftaran dari pelajar berusia 16 atau 17 tahun.
2. Kualifikasi pendidikan baccalaureate atau setara dianggap sebagai salah satu syarat penting untuk masuk.
3. Menunjukkan kemahiran berbahasa Inggris yang baik menjadi hal yang esensial, dan calon mahasiswa diwajibkan melampirkan skor IELTS atau setara. Persyaratan minimal skor bahasa Inggris dapat bervariasi tergantung pada jenis program dan lokasi Le Cordon Bleu yang menjadi pilihan.
4. Program studi tertentu mungkin menetapkan persyaratan khusus terkait pendidikan sebelumnya atau pengalaman kerja, dan persyaratan ini dapat berbeda tergantung pada jenis program yang dipilih oleh calon mahasiswa.