Travel
Jangan Suka Cerita Soal Traveling Mulai Sekarang, Ini Alasannya
Jangan keseringan pamer, nanti kena azab lho
Dany Garjito | Amertiya Saraswati

Guideku.com - Sepulang traveling, kamu pasti punya banyak hal untuk dibagikan. Mulai dari pengalaman positif, kesialan yang kamu temui, aktivitas yang kamu lakukan, hingga oleh-oleh untuk keluarga atau kawan dekat.
Namun, meski menceritakan pengalaman traveling dapat memberi dampak positif bagi kita, belum tentu hal yang sama berlaku bagi si pendengar.
Baca Juga
Begini Cara Restoran Habitate Jakarta Bertahan di Tengah Keterbatasan Akibat Pandemi Covid-19
Rayakan Ultah ke-26 Tahun di KFC, Publik Iri Gegara Hal Ini: Mimpi Pas Kecil Nggak Terkabul
Ingin Asah Kemampuan Latte Art Kamu, Coba Ikut Kompetisi Ini
Gegara Hal Ini, Warganet Kaget Lihat Harga Camilan untuk Oleh-oleh di Turki
Hal yang Harus Diperhatikan Agar Konten Makanan di Medsos Bisa Bikin Followers Ngiler Massal
Bagi kita, berbagi cerita soal traveling memang dapat membuat kita merasa lebih percaya diri dan bahagia. Kita merasa memiliki sesuatu yang bernilai, sehingga kita pun terdorong untuk membagikannya.
Namun, apa kamu yakin kalau pendengarmu merasa senang sepanjang kamu berceloteh panjang lebar?

Belum lama ini, sebuah studi mengungkapkan bahwa berbagi kisah traveling bisa membuat lawan bicara kita merasa tak nyaman. Nah, lho!
Hal ini dikarenakan cerita soal liburan dan traveling merupakan jenis pembicaraan satu arah yang dapat berpotensi memancing rasa kecemburuan hingga kebosanan si pendengar.
Nggak cuma itu, pendengar pun bisa merasa sebal kalau kamu adalah tipe orang yang suka membanding-bandingkan pengalaman traveling-mu dengan orang lain, juga menganggap kalau pengalamanmu adalah yang terbaik.
Duh, susah juga kan kalau begini? Meski kadang kamu tak sadar, bisa jadi cerita soal traveling-mu malah membuat sebuah hubungan yang tadinya akrab menjadi berjarak. Pastinya nggak mau, kan?

Meski begitu, bukan berarti kamu tak boleh berbagi cerita soal traveling, ya!
Kalau pihak pendengar merasa baik-baik saja atau malah memintamu untuk bercerita, maka kamu pun bisa menceritakannya. Hanya saja, pastikan kamu tidak berlebihan dalam bercerita apalagi sampai membanding-bandingkan.
Ingat, apa yang terasa penting bagimu belum tentu dianggap penting oleh orang lain, lho.
Jadi, walau otakmu berpikir kalau orang lain pasti senang menerima informasi baru seputar traveling, kenyataannya belum tentu seperti itu.
Sekarang, sudah tahu kan kenapa kamu sebaiknya tidak sering-sering berbagi kisah soal traveling? Salah-salah, kamu malah bisa dianggap sombong nih, travelers!