Jadi Inspirasi Film Frozen, Desa di Austria Kebanjiran Turis

Sejak dipopulerkan dalam film Frozen, warga desa ini mengaku kewalahan menghadapi turis.

Dany Garjito | Amertiya Saraswati
Rabu, 08 Januari 2020 | 21:00 WIB
Hallstatt, Austria (Pixabay/vined)

Hallstatt, Austria (Pixabay/vined)

Guideku.com - Salah satu film animasi yang digemari oleh penonton dari berbagai kalangan usia adalah Frozen dari rumah produksi Disney.

Bukan cuma film pertamanya, sekuelnya Frozen 2 pun ramai diserbu penggemar tak terkecuali di Indonesia.

Karena popularitas film ini, sebuah desa kecil di Austria yang bernama Hallstatt pun ikut terdampak. Pasalnya, Hallstatt merupakan desa yang menginspirasi kota Arendelle di film Frozen.

Baca Juga: Pakai Bikini di Tengah Salju Lagi Ngehits Banget

Dihimpun dari Fox News, Hallstatt sebelumnya sudah dikenal memiliki suasana bak dunia dongeng. Kota ini bahkan disebut sebagai kota paling instagrammable di dunia.

Namun, dengan populernya film Frozen, turis yang berkunjung ke Hallstatt pun makin bertambah. Akibatnya, walikota dan warga setempat kewalahan.

Hallstatt, Austria (instagram.com/visithallstatt)
Hallstatt, Austria (instagram.com/visithallstatt)

Sebagai desa yang terletak di tepi danau dan dikelilingi pegunungan, Hallstatt memiliki populasi penduduk 800 jiwa saja.

Baca Juga: Kocak, Petugas Bandara Iseng Buat Manusia Salju Bak Film Animasi Frozen

Namun, jumlah turis yang berkunjung ke Hallstatt per harinya dapat mencapai 10.000 orang.

Jika dibandingkan dengan Venesia yang terkenal ramai, Hallstatt mendapatkan enam kali lebih banyak jumlah turis per kapita.

Desa cantik di Pegunungan Salzkammergut ini sendiri juga sudah dinobatkan sebagai salah satu Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Baca Juga: Tampak Menyegarkan Tapi Aslinya Jorok, Pendaki Ini Makan Salju Pakai Sirop

Tak cuma turis yang hobi selfie, desa ini juga digemari oleh pasangan yang hendak foto prewedding hingga fotografer yang menggunakan drone.

Hallstatt, Austria (instagram.com/visithallstatt)
Hallstatt, Austria (instagram.com/visithallstatt)

"Hallstatt merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya, bukan merupakan sebuah museum. Kami ingin mengurangi jumlah turis paling tidak sepertiganya tapi kami tidak punya cara menghentikan mereka," ujar walikota Alexander Scheutz.

Di sisi lain, aktivitas turis di Hallstatt memang telah membawa keuntungan di bidang bisnis serta pendanaan untuk sekolah.

Namun, isu seperti sampah, aktivitas drone yang mengganggu, dan harga barang-barang yang naik telah meresahkan warga lokal.

"Warga merasa jika mereka tinggal di taman bermain," tulis media The Guardian. "Pada bulan November, kebakaran menghancurkan dermaga, tapi turis masih datang."

Hingga kini, walikota Hallstatt sendiri masih mencari cara untuk mengurangi jumlah bus turis yang menuju ke Hallstatt demi mempertahankan keindahan kota paling instagrammable di dunia ini.

Berita Terkait TERKINI
Bila sudah begitu, tentu perjalanan akan memakan waktu lebih lama karena kemungkinan jalanan kebih padat dari biasanya....
travel | 11:15 WIB
KBRI Tokyo juga secara simultan mendukung pelaksanaan Garuda Travel Fair serta mendorong pembukaan penerbangan langsung ...
travel | 11:00 WIB
Vaksinasi hanya sebatas anjuran dan sudah tidak lagi menjadi syarat wajib dalam bepergian naik KA saat mudik Lebaran 202...
travel | 10:59 WIB
Hasil survei mengungkap bahwa 4 dari 5 wisatawan peduli dengan perjalanan yang lebih ramah lingkungan....
travel | 17:09 WIB
Inilah beberapa hal menarik tentang Kamboja yang terlalu sayang dilewatkan....
travel | 13:57 WIB
Sudah beli tiket mudik Lebaran? Simak beberapa tips berburu tiket pesawat murah di bawah ini....
travel | 16:57 WIB
Banyak wisatawan berharap bisa menyaksikan langsung keindahan aurora, termasuk Rachel Vennya....
travel | 07:07 WIB
Mau naik balon udara seperti Fuji ketika liburan di Turki?...
travel | 07:34 WIB
Negara Vietnam belakangan menjadi tujuan liburan yang semakin disukai wisatawan asal Indonesia....
travel | 09:57 WIB
Jelajahi laut dengan mengikuti aturan keselamatan dan keamanaan....
travel | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak