Travel
4 Ahli Memprediksikan Potensi Tsunami Susulan di Selat Sunda
Gunung berapi Anak Krakatau sedang melalui fase aktif saat ini.
Dany Garjito
![Suasana pasca tsunami di kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]](https://media.guideku.com/thumbs/2018/12/24/44308-suasana-pasca-tsunami-di-kawasan-anyer-banten-minggu-2312-suaracomfakhri-hermansyah/745x489-img-44308-suasana-pasca-tsunami-di-kawasan-anyer-banten-minggu-2312-suaracomfakhri-hermansyah.jpg)
Guideku.com - Empat pakar tsunami yang berasal dari Inggris memprediksi bahwa gelombang laut tinggi masih akan melanda Indonesia, pasca peristiwa tsunami di Banten dan Lampung yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu.
Prediksi tersebut disampaikan sehari setelah lebih dari 200 orang tewas oleh gelombang tsunami di Selat Sunda karena dipicu oleh letusan Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga
Menikmati Ramen Seorang Diri di Restoran Kokku Ramen Jakarta
Awas Pusing, Ini Tips Berbelanja di Chatuchak Weekend Market Bangkok
Terbengkalai, Penampakan Taman Sinterklas Ini Bikin Kamu Merinding
Canggih, Hotel Berjalan Tanpa Sopir ini Siap Bawa Kamu Kemanapun
Gara-gara Diklakson, Kuda Andong di Malioboro Mendadak Pingsan
Dikutip dari Suara.com, Richard Teeuw, peneliti tsunami dari University of Portsmouth Inggris, mengatakan bahwa jika aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau berlanjut, kemungkinan adanya tsunami lain tidak dapat diabaikan.
"Kemungkinan, tsunami lebih lanjut di Selat Sunda akan tetap ada ketika gunung berapi Anak Krakatau sedang melalui fase aktif saat ini. Karena itu, mungkin akan memicu tanah longsor lebih lanjut," kata Teeuw, dikutip dari Channel News Asia.
Jacques-Marie Bardintzeff, peneliti tsunami lainnya dari University of Paris-South juga meminta masyarakat untuk waspada karena gunung berapi sedang tidak stabil.
Menurut Bardintzeff, survei sonar sekarang diperlukan untuk proses pemetaan dasar laut di sekitar gunung berapi.
BACA JUGA: Sebelum Tsunami Selat Sunda, Begini Kondisi Bawah Laut Gunung Anak Krakatau
"Tapi, sayangnya survei kapal selam biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diorganisasi dan dilaksanakan," ujar Bardintzeff.
"Tsunami dahsyat yang terjadi karena letusan gunung berapi jarang terjadi. Salah satu yang paling terkenal (dan mematikan) disebabkan oleh letusan Krakatau pada 1883," kata Bardintzeff.
Bardintzeff menambahkan, Gunung Anak Krakatau telah aktif sejak Juni 2018.
David Rothery dari Open University di Inggris memberikan penjelasan, tsunami yang melanda pesisir selatan Sumatera dan Jawa barat tampaknya terjadi karena keruntuhan bawah air dari Gunung Anak Krakatau.
BACA JUGA: 5 Kawasan Wisata Indonesia yang Wajib Dihindari saat Akhir Tahun
Anak Krakatau adalah pulau baru yang muncul sekitar 1928 di kawah yang ditinggalkan oleh Gunung Krakatau. Gunung Krakatau meletus pada 1883 yang letusan besarnya menewaskan sedikitnya 36 ribu orang.
Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda yakni di antara Pulau Jawa dan Sumatra, dekat dengan zona padat penduduk.
"Ombak semacam itu penuh dengan puing, dapat mematikan bagi masyarakat pesisir, apalagi kalau tidak ada peringatan," tutur Teeuw.
BACA JUGA: Banyak Ditemukan Korban Tewas, Ini Kondisi Villa Stephanie Sebelum Tsunami
Simon Boxall dari Southampton University juga mengatakan bahwa wilayah itu juga berada dalam gelombang musim semi.
Menurut Boxall, akan terlihat gelombang tinggi menghantam beberapa wilayah pantai dan memperburuk kerusakan yang terjadi.
SUARA.com/Reza Gunadha
Artikel ini sudah dimuat di SUARA.com dengan judul: Empat Pakar Inggris Prediksi Bakal Ada Tsunami Susulan di Selat Sunda